Tsunami Aceh, Bencana
dan musibah yang melanda Aceh sekitar satu dekade lebih yang lalu, tepatnya Minggu, 26 Desember
2004 dan kini tanpa terasa 11 tahun (ketika artikel ditulis) sudah bencana Tsunami Aceh berlalu, duka akan Tsunami mulai menghilang Aceh kini sudah kembali normal,
namun bukan berati bayangan akan Tsunami telah menghilang dari Ingatan,
bayangan baimana kejadian tersebut masih terekam jelas di sebagian mereka, mereka yang merasakan pastinya masih mengingat
betul bagaimana air laut naik ke darat menyapu sebagian besar wilayah di Provinsi Aceh dan menelan ratusan ribu
jiwa dalam seketika
Kuburan Massal, Siron Aceh Besar |
Seketika isak tangis masyarakat Aceh pun pecah, Nanggroe seramoe mekkah harus
merasakan musibah yang luar biasa besar masyarakat Aceh menyebutnya bala, yang juga
menjadi satu ujian dan pembelajaran bagi Aceh. Berselang beberapa jam setelah
bencana tsunami menerka Aceh sontak pemberitaan dunia langsung tertuju kepada
Aceh seluruh stasiun televisi, radio mulai mengabarkan bahwa beberapa jam yang
lalu telah terjadi bencana besar di Aceh dilanjutkan di hari setelahnya seluruh
media cetak membuat headline berita seputar musibah Tsunami
Bersamaan itu juga
para relawana seketika berangsuran mendatangin Aceh, bukan hanya relawan lokal
tetapi juga relawan Internasional dari berbagai belahan dunia datang
bertubi-tubi ke Aceh mulai dari warga timur tegah hingga warga barat dari benua
asia hingga eropa, bantuan berangsuran pun datang kepada Aceh mulai dari sembako,
makanan, pakain obat obatan medis dan tenda2 pengungsian
Para relawan yang
datang semua dengan satu tujuan yaitu membantu Aceh yang sedang dilanda musibah
dan bencana tsunami, mereka para relawan datang tanpa dibayar mereka datang
semata-mata tulus dari hati untuk membantu sesama umat manusia, sesama bangsa
Indonesia, selain relawan juga para wartawan dari belahan dunia pun datang ke
Aceh untuk mengabarkan kepada dunia apa yang terjadi di aceh, Haru pastinya
yang dirasakan rakyat Aceh
Relawan atau biasa
juga disebut volunteer (bahasa Inggris) mereka semua datang dengan panggilan
jiwa, mereka datang tanpa ada paksaan tanpa
diminta mereka semua datang dengan iklas membantu sesama umat manusia, yang
bikin haru adalah para relawan yang kebanyak dari bangsa berbeda, agama berbeda
semua saling bantu membantu untuk satu tujuan yaitu agar aceh bisa kembali
normal, mereka semua yang membantu membersihkan mayat2 korban tsunami, mereka
yang membangun kembali tempat tinggal bagi korban2 tsunami yang rumahnya sudah
porak poranda akibat, semoga keilasan dan ketulusan mereka mendapat balasan
dari Allah
Memang tidak ada yang
menginginkan terjadinya tsunami dan kita sebagai rakyat Aceh harus menyadari
dan memahami bahwa tsunami masa lalu adalah salah satu ujian bagi kita, ujian
keimanan kita dimana ketika keimanan masyarakat Aceh yang mayoritas muslim mulai
luntur maka diuji dengan tsunami agar kita tesadar dari kelalain yang membuat
keimanan kita lentur sehingga kita bisa kembali kejalan yang benar.
Banyak orang yang mengatakan Aceh yang mayoritas
muslim mengapa di beri musibah seberat itu, sedangkan daerah lain yang
minoritas muslim tidak diberikan musibah seperti tsunami, jawaban tersebut
pernah ane dapatkan di salah satu beranda facebook teman ane yang membagikan
bahwasannya diumpamakan teras yang biasanya bersih ketika kotor dikarena
kotoran ayam segera di bersihkan oleh yang punya rumah, berbeda dengan kandang
ayam yang sudah biasa kotor dengan kotoran ayam pemiliknya tidak akan
membersihkan kandang ayam tersebut karena pemiliknya sudah mengerti bahwa ini
memang tempat kotor, itulah perumpamaannya.
Banyak hal yang
berbeda kini dan dulu sebelum tsunami, masyarakat Aceh kini lebih maju apa lagi
ibu kota Banda Aceh yang saat ini memiliki ratusan ribu anak muda kreatif yang
tidak kalah dengan ibu kota Indonesia, banyak prestasi yang sudah di torehkan
oleh provinsi Aceh maupun kabupaten/kota yang ada di Aceh di tinggkat nasional
maupun internasional, anak mudah Aceh telah banyak yang membuktikan kepada
dunia dan Indonesia bahwa tsunami masa lalu bukan penghalang untuk kami
berkontribusi dan berprestasi bagi negeri.
Jujur saja ane mamang
bukan termasuk orang yang berkontribusi kepada Aceh namun ane hanya bisa
melakukan apa yang ane pribadi bisa, seperti yang saat ini teman teman baca,
ini merupakan salah satu kontribusi kecil yang ane berikan memang tulisan di
artikel blog ini tidak akan memberikan pengaru
apa apa kepada Aceh dan namun bukan berarti tidak mungkin suatu saat
ketika masyarakat luar browsing tentang Aceh bisa jumpa bog ane, harapan ane
sih supaya selalu bisa bermanfaat bagi Aceh.
Sebelas tahun sudah
tsunami berlalu, perubahan Aceh kini sudah terasa angin segar Aceh kembali bisa
kita nikmati mentari Indah di seluruh pelosok Aceh sudah bisa kita rasakan setiap
saat, masa lalu suram bukan berarti menutup kemungkinan bahwa Aceh bisa menjadi
provinsi maju, konfilk dan bencana tsunami semoga menjadi yang terakhir bagi
Aceh, semoga saat ini dan kedepan Aceh bisa terus maju Aceh terus bisa
melahirkan anak muda yang bisa bekarya untuk bangsa dan agama.
Jika ada kesempatan dan waktu yang akan datang, saya ingin pergi ke Aceh untuk mengenang dahsyatnya tsunami Aceh, kebetulan ada juga banyak saudara saya di sana. Salam dari kami di Malang
BalasHapusSemoga bisa datang ke Aceh mas...
Hapusjangan lupa untuk hubungi saya apabila berkunjung ke Aceh
mungkin saya bisa jadi pemandu wisata anda..
salam kembali dari Aceh :)