Tak terasa satu
dekade sudah bencana tsunami Aceh berlalu, 10 tahun yang lalu tepat pada hari
minggu, 26 Desember 2004 gempa sebesar 9,8 skala richer mengguncang provinsi
paling barat Indonesia ini, dalam seketika negeri yang diberi gelar serambi
makkah ini luluh lantah akibat naiknya gelombang air laut ke darat, yang mereka
menyebutnya tsunami.
Waktu berlalu begitu
cepat, tidak terasa 10 tahun sudah bencana gempa dan tsunami Aceh berlalu,
bencana alam yang terjadi sekitar pukul 08.00 WIB ini disebut sebut sebagai
salah satu bencana alam terbesar di abad 20 ini, sehingga hampir seluruh Negara
member perhatian khusus kepada aceh ketika itu.
Musibah gempa dan
tsunami Aceh satu decade lalu juga menjadi salah satu bentuk peringatan Allah
SWT kepada masyarakat Aceh, negeri yang bersyariat islam ini diperingati oleh
Allah dengan gelombang dasyat yang telah meluluhlantahkan sebagian wilayah
provinsi Aceh ini dan memakan ratusan ribu koban jiwa.
Ketika musibah
Tsunami melanda Aceh di tahun 2004 aku masih duduk di kelas 2 sekolah dasar,
umurku ketika itu masih sekitar tujuh tahun menuju ke delapan tahun, kini
umurku sudah 17 tahun sepuluh tahun berlalu, tapi sedikit banyak ingatanku
ketika kejadian gempa tersebut masih terekam jelas, bisa dibalang ketika itu
adalah pertama kali aku merasakan yang namanya gempa.
Sebelum gempa tahun
2004 tersebut karena rasa penasaran aku pernah bertanya kepada orang tua ku
gimana sih yang namanya gempa tersebut? Orang tuaku menjawab gempa itu adalah
goyangan, dengan perasaan penasaran seperti anak kecil pada umunya akupun mulai
membayangkan gimana yang dinamanya goyangan bumi.
Dan ternyata pada
minggu pagi tanggal 26 Desember 2004 tepatnya di saat aku sedang menonton film
favorit yang sampai sekarang masih menjadi favoritku yaitu doraemon sambil
makan pagi tiba tiba terasa goyangan dasyat, dan orang orang rumahku pun keluar
rumah, dan sunggu gempa ketika itu benar luar biasa sehingga sampai aku susah
menggerakan langkah karena memang goncanganya begitu dahsyat.
Tapi kami sekeluarga
masih bersyukur karena Tsunami tidak sampai ke daerah kami, kabar bahwa air
laut naik ke darat terdengar ke telingaku itu sekitar pukul 10.00 WIB, salah satu
tetua di desaku datang dengan sepeda ontelnya dan mengabarkan bahwa di Banda Aceh
sana air laut sudah nain ke darat, dengan rasa penasaran awalnya aku berpikir
bagaimana air laut naik kedarat?
Pada saat tsunami
sebagian besar masyarakat yang tinggal di sekitar pantai sudah tentu menjadi
korban dari musbah ini, begitu pula dengan beberapa saudara aku yang bertempat
ditinggal di sekitar laut, ketika tsunami datang mereka menjadi korban namun
juga bukan tidak mungkin bahwa ada dari merak yang rumahnya dekat laut selamat,
seperti beberapa saudaraku lainya mereka Alhamdulillah selamat dari bencana
ini.
Di Sembilan tahun
tsunami lalu aku sempat menulis seputar renungan di Sembilan tahun tsunami Aceh
(Baca Disini) disana aku mengulas sedikit seputar renunggan pasca Sembilan
tahun tsunami jika memang penasaran dan ingin tahu lebih lengkapnya boleh
dibaca di ling tersebut.
Namun di satu dekade
ini Tsunami ini aku lebih ingin sharing kabar
Aceh pasca satu decade tsunami, mungkin ini telalu mainstream sudah sangat
banyak media apa itu televisi, radio, portal web, majalah, Koran dan lain
sebagainya mengulas ini, namun disini aku hanya ini berbagi yang versinya aku.
Mungkin hal yang
paling jelas perubahan aceh di satu dekade tsunami aceh adalah secara fisik,
ini bisa dilihat dari belantara bangunan banguna yang dulunya berdiri kokoh,
ketika tsunami hancur luluh lanta semua dan paca tsumani kembali dibangun
dengan bangunan yang lebih besar dan mewah, begitu juga halnya dengan jalanan2,
jembatan2 taman2 dan lain sebagainya.
Jika perubahan fisik
jelas terlihat tidak kalah halnya dengan perubahan mental masyarakat khusunya
remaja Aceh, menjadi fenomena memang ketika bisa dibilang sebagian besar pemuda
aceh lupa dengan peringatan Allah SWT satu decade lalu atau hanya pura2 lupa
dengan peristiwa tersebut, generasi muda saat ini sudah sidikit banyak meniru
gaya kehidupan masyarakat barat, sehingga banyak terjadi penyimpangan
penyimpangan pergaulan dewasa ini.
Inilah Aceh pasca
satu dekade tsunami Aceh, tidak sedikit yang berubah dari segi fisik di daerah2
yang terkena tsunami begitu pula hal nya dengan daerah daerah Aceh lain nya,
perubahan fisik yang kasat mata bisa kita lihat, begitu pula dengan perubahan
mental masyarakat Aceh kini telah banyak berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar